Berbagai cara digunakan oleh orang kuffar untuk memurtadkan umat Islam. Al-Quran, kitab suci dan pedoman hidup umat Islam menjadi tumpuan mereka dalam usaha memurtadkan umat Islam.
Al-Quran Imaginasi
Seorang pensyarah Amerika yang mengaku kelahiran Palestin telah mengarang sebuah Al-Quran imaginasi bertajuk “Al-Furqanul-Haqq” (The True Furqan), yang diterbitkan oleh sebuah pertubuhan yang menggelar dirinya Komuniti Eksekutif Projek Omega 2001. Pensyarah itu yang nama sebenarnya Dr. Anis A. Shorrosh itu memakai nama samaran Al-Safee dan Al-Mahdi dalam kitab ini. Al-Quran tiruan 'pendeta' ini telah mengejutkan umat Islam sedunia kerana ia telah disebarkan ke seluruh dunia melalui internet. Bahkan edisi cetaknya telah diedarkan hingga ke Jawa Timur sejak akhir April 2002 seperti di Jombang, Bangil, dan Madura. Isinya yang mengandungi ayat-ayat tiruan seolah-olah sama sepertimana yang terkandung dalam surah al-Quran sebenar. Kitab setebal 368 halaman dengan kulit depan warna hijau bertuliskan kaligrafi Arab warna emas ini memuatkan beberapa nama surah palsu, di antaranya: surah Al-Iman, At-Tajassud, Al-Muslimun, dan Al-Washaya. Semua isinya memuji-muji Jesus. Gaya penyampaian dan penggunaan bahasa Arab klasik yang dipakai dalam Quran palsu ini agak mirip gaya bahasa yang diguna dalam Al-Quran sebenar. Bagi orang yang tidak memahami selok-belok bahasa Arab secara mendalam berkemungkinan akan menganggap The True Furqan sebagai sebuah kitab Al-Quran tulen. Sebab kata “Al-Furqan” sendiri sinonim dengan kata “Al-Qur’an.” Tujuan penyebaran Al-Furqanul-Haqq ke tengah-tengah masyarakat Muslim ini jelas bertujuan untuk menanamkan keraguan umat Islam terhadap kitab suci Al-Quran. Sasarannya, agar umat Islam memandang Al-Quran sebagai kitab suci yang sudah menyimpang. Kesucian Al-Quran sememangnya tidak akan mampu diganggu gugat, kerana Allah sendiri telah menjamin keasliannya sehingga ke akhir zaman.
Allah menyatakan dalam Al-Quran: “Sesungguhnya Kami menurunkan adz-Dzikr (Al-Quran) ini dan sungguh Kamilah Penjaganya” (Surah Al-Hijr: Ayat 9). Imam Ibnu Katsir menyatakan, makna ayat di atas adalah bahawa Allah SWT menjadi penjaga Al-Quran dari perubahan atau pergantian (Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhîm, II, hlm. 666). Oleh yang demikian, secara iktiqad (kepercayaan dan keyakinan terhadap Keesaan Allah), Al-Quran akan sentiasa terjaga dari perubahan, penggantian, perombakan, atau peniruan. Semuanya dijamin oleh Allah SWT sendiri. Meskipun demikian, bukan bererti usaha-usaha kaum kuffar untuk memanipulasi dan merosakkan kesucian Al-Quran sebenar terus berhenti. Mereka akan terus berusaha untuk mengelirukan keyakinan umat Islam terhadap Al-Quran sebenar. Mereka inginkan agar umat Islam tidak lagi meyakini Al-Quran sebagai wahyu Allah, kerana boleh ditandingi dengan Al-Quran tiruan yang bernama Al-Furqanul-Haqq (The True Furqan).
Pemalsuan Al-Quran untuk Misi Penyesatan
Selain penghasilan dan penyebaran kitab Al-Quran palsu ini, bertebaran pula buku-buku dan ayat-ayat Al-Quran dan Hadis palsu ini. Ayat-ayat palsu ini dikutip sepotong-sepotong lalu diulas dan disusun kesimpulan terjemahan maksudnya seolah-olah Tuhan dan penyelamat manusia adalah Nabi Isa atau Jesus berdasarkan pemahaman mereka. Bentuk pemalsuan ini diterbitkan dalam buku-buku dan brosure. Buku-buku tentang ulasan-ulasan Al-Quran palsu yang sudah beredar ke khalayak umum ialah :
- Keselamatan di dalam Islam,
- Ayat-ayat Penting di dalam Islam,
- As-Shodiqul Masduq (Kebenaran Yang Benar),
- As-Sirrullahil-Akbar (Rahasia Allah Yang Paling Besar),
- Selamat Natal Menurut Al-Quran,
- Telah Kutemukan Rahsia Allah Yang Paling Besar,
- Ya Allah Ya Ruhul Qudus,
- Aku Selamat Dunia dan Akhirat,
- Wahyu Tentang Neraka,
- Wahyu Keselamatan Allah, dan lain-lain.
Buku-buku penyesatan karya Poernama Winangun :
- Upacara Ibadah Haji,
- Ayat-ayat Al-Quran Yang Menyelamatkan,
- Isa Alaihis Salam Dalam Pandangan Islam,
- Siapakah Yang Bernama Allah
- Riwayat Singkat Pusaka Peninggalan Nabi Muhammad saw.
Contoh brosure penyesatan :
- Dakwah Ukhuwah,
- Shirathal Mustaqim
- Al-Barakah.
Judul-judul lain :
- Rahsia Jalan ke Syurga,
- Allahu Akbar Maulid Nabi Isa a.s,
- Kesaksian Al-Quran tentang Keabsahan Taurat dan Injil,
dan lain-lain.
Isi buku dan brosure penyesatan ini rata-rata sama, iaitu mengutip serta mengulas Al-Quran dan Hadis palsu ini yang disampaikan dan dikait-kaitkan antara satu sama lain tanpa mengindahkan kaedah pentafsirannya untuk mendukung doktrin kristian bahwa Nabi Isa (Jesus) adalah Tuhan dan Penyelamat penebus dosa manusia.
Al-Quran Palsu dengan Gambar Jesus
Al-Quran palsu dengan kulit muka depannya gambar Jesus tersebar di wilayah SLTP 1 Pakan Kamis, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam dan Sumatera Barat. Pada suatu pagi Khamis (17/5) di ruang kelas I-1, dua orang siswa tampil ke hadapan hendak membacakan ayat suci Al-Quran, namun dibatalkan. Ketika salah seorang dari mereka dengan siku tangannya tanpa sengaja menggeser Al-Quran, kitab suci itu terjatuh. Dengan pantas dia cuba menyambutnya namun tidak sempat mencapainya. Siswa tersebut menggelabah ketakutan. Bukan karena Al-Quran itu jatuh, tetapi lebih pada pemandangan yang mereka lihat di sebalik kulit tebal al-Quran palsu tersebut terkeluar berserakan kertas bertuliskan huruf-huruf Latin, antara lain, “Jesus Kristus” yang kemudian diikuti sejumlah kalimah lain. Pada bahagian lain terbaca pula kata-kata “Bonda Maria, domba gembala, gereja” serta bait-bait lagu gereja. Kerana kertas itu terjatuh dari dalam Al-Quran tersebut, pastinya akan menimbulkan keraguan terhadap apa yang terkandung di dalam kitab tersebut yang memungkinkan terdapatnya lebih banyak ayat-ayat yang seperti itu.
Secara spontan, para siswa pun berteriak. Irmawati, seorang guru agama, sebelumnya tak percaya. Setelah melihat Al-Quran yang terjatuh ada tulisan tersebut, barulah ia mempercayainya. “Saya sangat terkejut,” katanya. Dia mengadukan hal itu kepada pengetua sekolah. Irmawati juga mengaku merampas Al-Quran sejenis yang di belakang kulitnya ada kata-kata Jesus, Buddha, Wihara, dan entah apa lagi. Kes itu pun dibawa ke Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang kemudian diteruskan untuk siasatan polis.
Kata-kata Jesus dengan huruf Latin ini dibuat di dalam kandungan muka surat Al-Quran palsu tersebut. Kalau Al-Quran palsu itu tidak diperhatikan isi kandungannya , maka tulisan kata-kata Jesus dan sejumlah bait lagu-lagu gereja yang ditulis itu, tidak mungkin akan pernah diketahui. Kepsek Jufrialdi mengatakan pada akhir Februari 2004, dia telah bertemu dengan tokoh masyarakat Tilatang Kamang, Buya Haji Usman Husen. Usman merupakan orang yang ternama, seorang ketua Golkar Kabupaten Agam serta anggota DPRD Sumbar, maka Jufrialdi meminta agar sekolahnya diberi bantuan Al-Quran dan buku-buku agama berkaitan.
Pada 3 Mac 2004, pembantu Usman, Linda telah membeli 200 buah Al-Quran di Toko Asria di Pasar Aur Kuning, Bukit Tinggi. Kerana jumlah pembelian yang banyak, Kepsek Jufrialdi mengambil inisiatif hendak membahagikan Al-Quran tersebut ke sekolah-sekolah lain. Sebanyak 60 buah Al-Quran diedarkan di SLTP 1, bakinya sebanyak 20 buah diberikan ke SLTP 2, 10 untuk SLTP 3, 10 untuk SLTP 4 dan 20 untuk SLTP 5, serta bakinya lagi untuk SMA I yang semuanya berada di wilayah Kecamatan Tilatang Kamang. Kapolresta Bukit Tinggi, AKBP M. Zaini, mengatakan pihaknya kini sedang melakukan penyiasatan secara khusus ke atas kes tersebut. “Saya tidak mau tergesa-gesa, nanti akan berlaku kesilapan dalam penyiasatan,” katanya. Sejumlah saksi telah disoal siasat, termasuk pemilik toko yang menjual Al-Quran palsu tersebut. Sementara, toko-toko lainnya tidak menjual Al-Quran tersebut. Kakanwil Depag Sumbar Dalimi Abdullah menyatakan pihaknya telah membawa surat dan dua Al-Quran itu ke Menteri Agama. Ketua MUI Sumbar, Nasrun Haroen menegaskan masih mencari maklumat lanjut terhadap masalah itu. Salah seorang Ketua MUI Sumbar, Buya Mas’oed Abidin, menyatakan pemerintah harus bertindak segera, sebab kalau mendiamkan diri dan lambat bertindak, umat Islam Indonesia akan marah. “Ini tidak boleh dikatakan sebagai satu kelalaian, mungkin di dalamnya ada unsur kesengajaan dan ini pelecehan terhadap umat Islam,” tegasnya.
Tokoh masyarakat wilayah Tilatang Kamang, Usman Hoesen, yang menyumbangkan Al-Quran itu menyatakan yang bermasalah dari Al-Quran itu adalah kulitnya, bukan ayat-ayat di dalamnya. Al-Quran yang “disusupi” itu, katanya, berkulit merah. Dari 200 buah yang dibeli, ada 141 buah yang “disusupi” kata-kata Jesus Kristus, sementara sisanya bersih. Yang disusupi itu merupakan Al-Quran keluaran tahun 1994 yang dicetak Percetakan Madu Jaya Makbul Surabaya. Sementara yang bersih dicetak PT Tanjung Emas Inti Semarang. Di Mapolres saat ini ada 60 buah Al-Quran yang diambil dari SLTP I, lainnya masih dalam perhatian.
Sementara itu, di Jakarta telah buku putih berjudul "Isa Almasih di dalam Al-Quran dan Hadits" telah diedarkan kepada umum. Buku putih setebal 73 halaman ini diedarkan oleh missionaris untuk menggoyang akidah umat Islam. Seluruh bahagian dalam buku dari kulit depan hingga ke penutupnya sarat dengan penghujahan ajaran Islam manipulasi sejarah dan pemutarbelitan ayat Al-Quran dan Hadits Nabi. Muka surat depan, di atas judul “Isa Al-masih di dalam Al-Quran dan Hadits” dipampang kaligrafi surah Az Zukhruf: Ayat 61 “wattabi’uuni haadzaa shiraatum mustaqiim” yang bermaksud: "ikutilah aku, inilah jalan yang lurus". Di bawah ayat ini, dipaparkan gambar Jesus sedang berdiri menginjak-injak kitab suci. Penginjil yang menamakan dirinya (nama samaran) Abdul Yadi, hanya berani berbuat, tidak mau bertanggung jawab. Kerana dalam buku putihnya itu, dia tidak berani mencatatkan nama sebenarnya, nama penerbit dan alamat jelasnya. Seharusnya, jika dia meyakini kebenaran tulisannya, dia harus bersikap gentleman dan jangan main lempar batu sembunyi tangan.
Tugas Pemimpin (Imam) Negara
Dari peristiwa penodaan terhadap Al-Quran yang dilakukan oleh para misionaris tadi, nampak jelas bahwa dibuatnya Al-Quran palsu, pengutipan ayat pada kulit buku Kristian, serta penyesatan ayat untuk misi tersebut merupakan satu kesatuan rangkaian halus untuk menghancurkan tegaknya Islam di muka bumi. Kerana itu, kaum Muslimin mesti menyedari bahawa usaha untuk menghalang tegaknya Islam dan usaha mengembalikan penganut Islam kepada kekufuran terus dilakukan sehingga zaman sekarang. Selain itu, usaha ‘halus’ memurtadkan kaum Muslim dengan cara memalsukan dan melecehkan Al-Quran merupakan satu kemungkaran. Untuk menghadapi kemungkaran itu.
Rasulullah SAW menyatakan: “Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, maka ubahlah dengan kekuatan; jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisan; dan jika tidak mampu maka ubahlah dengan hati (tidak setuju dengan kemungkaran tersebut). Itu adalah selemah-lemahnya iman” (HR Ashabus-Sunan). Hadits ini adalah untuk siapapun dari kalangan umat Islam. Namun, sebenarnya dalam syariat Islam, yang pertama kali harus bertanggungjawab atas persoalan ini adalah penguasa. Rasulullah saw. menegaskan: “Pemimpin (Imam) itu adalah penggembala, dan dialah yang bertanggungjawab atas rakyat yang digembalakannya.” Dalam hadis ini jelas bahawa penguasalah yang wajib memelihara dan menjaga rakyatnya dalam segala hal, termasuk dalam hal akidahnya.
http://swaramuslim.net/ISLAMKRISTEN/more.php?id=1962_0_7_9_M